Pertama, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan melanjutkan ke jurusan farmasi atau jurusan lainnya (karena merasa salah jurusan). Banyak dari teman-teman saya yang beralih jurusan, alasannya beragam. Dari yang karena mengejar universitas negeri namun tidak mendapat jurusan farmasi ataupun memang merasa jurusan lain lebih baik untuk dirinya.
Kedua, Permasalahan lanjutan dari melanjutkan pendidikan farmasi adalah pilihan Sarjana Farmasi (S1) dan Ahli Madya farmasi (D3). Keduanya mungkin sama dalam materinya namun cenderung berbeda dengan fasilitas yang akan di dapatkan. S1 farmasi akan cenderung belajar bagaimana obat itu di buat, bekerja, dan beraksi di dalam tubuh, sarjana farmasi di tuntut untuk menjadi seorang peneliti dengan teori yang banyak. Keunggulan dari S1 farmasi akan sangat mudah untuk melanjutkan pendidikan lanjutan menjadi seorang apoteker yang dapat bertanggung jawab di banyak sarana kesehatan farmasi, sehingga akan mudah dalam naik jabatan nantinya. Namun, S1 farmasi yang tidak melanjutkan pendidikan ke profesi apoteker akan lebih perlu usaha dalam mendapatkan pekerjaan yang baik. Sulitnya pekerjaan ini dikarenakan oleh lebih kompetennya D3 farmasi dalam bekerja biasanya.
Seorang ahli madya atau D3 farmasi akan cenderung belajar bagaimana mengelola, memproduksi, melayani pasien dengan lebih banyak praktikum dan kerja lapangan. Dari segi pengalaman D3 farmasi akan jauh lebih berpengalaman sehingga akan lebih mudah dan cepat untuk bekerja dengan didukung oleh perguruan tingginya yang memfasilitasinya. Kekurangannya hanyalah jika ingin lanjut ke profesi apoteker atau pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Perlu sekitar 2 tahun lagi untuk kuliah S1 dan sekitar 1 tahun lagi untuk bisa mendapat gelar profesi apoteker. Serta banyaknya desas-desus jika harus kuliah normal S1 selama 4 tahun untuk bisa daftar profesi apoteker, sehingga perlu total kuliah 8 tahun dari D3-S1-apoteker.
Dilema ini bisa di atasi dengan membangun prioritas dalam diri. Jika perlu cepat untuk dapat bekerja dengan enak pilih D3 dan jika kondisi ekonomi sangat baik hingga profesi apoteker pilihlah S1. Jika biaya tidak mencukupi untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maka masuk ke pilihan ke 3.
Ketiga, Bekerja menjadi pilihan yang baik namun kurang banyak pilihan pekerjaan. hanya di batasi oleh bekerja ke industri farmasi, apotek, atau lintas jurusan. Sebagai lulusan SMK yang tidak memiliki STR farmasi pelayanan farmasi yang dapat di jangkau adalah apotek dan beberapa klinik dengan kisaran gaji sekitar 1,5 jt-2,5 jt dengan fasilitas lainnya yang disesuaikan dengan faskesnya. Sedangkan rumah sakit perlu setidaknya D3 untuk dapat menjadi seorang tenaga teknis kefarmasian. Pilihan paling menjanjikan adalah menjadi karyawan kontrak industri farmasi dengan gaji yang lumayan tinggi sekitar 3,5 jt - 4,5 jt.
Dari ketiga pilihan yang mungkin dapat menjadi tujuan akhir SMK farmasi, semoga dapat menjadi gambaran bagi teman - teman untuk dapat menentukan pilihan yang terbaik. Semangat dan terus berpikir positif dapat membuat kita semakin tenang dalam menghadapi beratnya rintangan kehidupan.
Komentar
Posting Komentar